Edukasi Kreatif terhadap pengusaha dan petani kopi dalam meningkatkan komoditas Kopi di Ponorogo

 

Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang memiliki potensi Sumber Daya Alam (SDA) yang sangat besar, dengan potensi SDA yang dimiliki tersebut menjadikan Indonesia sebagai sasaran investasi yang potensial dan menarik bagi para investor. Hal ini menjadikan tantangan akan pengelolaan SDA juga semakin besar karena pengelolaan SDA akan sangat berkaitan dengan aspek ekonomi dan ekologi.

Pembangunan nasional sekarang ini, bidang ekonomi cenderung berbenturan paling keras dengan urusan lingkungan hidup (ekologi), karena pembangunan ekonomi dan pelestarian ekologi bagaikan dua sisi yang berlainan tapi sangat berkaitan karena di satu sisi pembangunan ekonomi perlu dilakukan untuk kepentingan kesejahteraan masyarakat tetapi di lain pihak pembangunan ekonomi sedikit banyak akan membawa dampak bagi pelestarian ekologi. Hal ini di sebabkan sebagian besar terminologi ekonomi terbukti gagal mempertemukan keperdulian lingkungan dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Untuk itu merupakan tugas yang sangat berat bagi pemerintah khususnya pemerintah daerah yang bersentuhan langsung dalam hal pengelolaan SDA, agar pendayagunaan SDA dilakukan sedemikian rupa demi kesejahteraaan rakyat tetapi tidak melupakan sisi pelestarian ekologi.

Zaman kian hari semakin pesat dengan perkembangan teknologi dan komunikasi semakin mudah untuk di akses. Beberapa aspek dalam sebuah pekerjaan mendapatkan kemudahan dengan adanya teknologi yang semakin maju ini, salah satunya dalam memproduksi komoditas kopi dan cara penyajiannya juga. Revolusi industri tidak hanya mempengaruhi teknologi salam berkomunikasi atau yang lainnya, dunia perkopian pun terkena dampak. Dunia perkopian sudah memasuki generasi ke 5 dengan hadirnya berbagai macam olahan kopi dan berbagai macam cara penyajianya. Ini membuktikan revolusi industry mempengaruhi sepak terjang komoditas kopi bahkan membuat semacam budaya sendiri dalam menyajikan kopi.

Kopi merupakan salah satu komoditas ekspor unggulan subsektor perkebunan yang memegang peranan penting dalam perdagangan dan perekonomian negara. Kopi berkontribusi cukup nyata, yaitu sebagai penghasil devisa negara, meningkatkan penghasilan petani dan pengusaha, mendukung pertumbuhan industri olahan kopi, dan menciptakan lapangan kerja.

Kopi adalah salah satu komoditas paling potensial untuk diperdagangkan di dunia , dan Indonesia adalah pemain terkemuka di pasar global . Indonesia menyumbang sekitar 7 % dari total produksi kopi internasional , dan sekitar 6 % dari ekspor global . Selama satu dekade terakhir , produksi kopi Indonesia tumbuh hingga sekitar dua kali lipat dari laju produksi kopi global, didorong oleh pertumbuhan tingkat permintaan dalam dan luar negeri.

Komoditas kopi saat ini telah menjadi salah satu kebutuhan pokok masyarakat yang kini telah menajadi sebuah gaya hidup dan tren masyarakat Indonesia. Munculnya kelas menengah yang terus tumbuh di Indonesia juga mendukung perubahan gaya hidup, seperti urbanisasi, yang berdampak positif pada konsumsi kopi dalam negeri. Konsumsi dalam negeri menunjukkan tren yang positif, terlihat meningkat setiap tahunnya, dengan rata-rata kenaikan nasional yaitu tumbuh 7% per tahun.

Tetapi pertumbuhan tren ini belum diimbangi dengan tumbuhnya kesadaran konsumen untuk mengkonsumsi produk kopi ramah lingkungan. Saat ini masih relative sedikit, konsumen kopi dan kedai kopi yang memahai dan mengkonsumsi kopi ramah lingkungan.

Isu Strategis Kopi Ponorogo:

·         Permintaan specialty coffee

·         Gerakan massal peremajaan kopi untuk peningkatan produksi

·         Produktivitas (GAP)

·         Konsumsi meningkat (rata-rata 5-10%/ tahun), Produksi 1-2%/ tahun

·         Pencampuran grade kopi (kasus kopi Vietnam di Lampung)

·         Hambatan tarif & non tarif (kasus kopi instan di Philiphina)

·         Industri skala UMKM s.d besar (Alsintan pengolah kopi)

·         Barista (prospek mata pencaharian)

Isu Strategis Kopi Ponorogo:

·         Permintaan specialty coffee

·         Gerakan massal peremajaan kopi untuk peningkatan produksi

·         Produktivitas (GAP)

·         Konsumsi meningkat (rata-rata 5-10%/ tahun), Produksi 1-2%/ tahun

·         Pencampuran grade kopi (kasus kopi Vietnam di Lampung)

·         Hambatan tarif & non tarif (kasus kopi instan di Philiphina)

·         Industri skala UMKM s.d besar (Alsintan pengolah kopi)

·         Barista (prospek mata pencaharian)

Hambatan dan Tantangan

1.     Jenis Produk

Produksi yang masih diarahkan pada kopi Robusta yang memiliki nilai lebih rendah

2.      Produktivitas

Terhambatnya sektor kopi oleh produktivitas yang rendah dan cenderung stagnan di tingkat kebun;

3.      Rantai Pasok

Adanya kelemahan signifikan dalam struktur rantai pasok

4.      Kondisi Geografis

Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer